Pada Nyeri Aku Pun Membenci

: Jawaban atas doa di sebuah hari yang suci

Tapi, senja kali ini

tidak jingga

namun menyala bara

memerah marah.

Dengarlah,

nyaring lonceng yang gemerincing

di langit paling runcing

di hati paling genting.

“Tuhan telah mengabulkan doaku”, sorakku gembira.

Hari hampir petang,

lonceng kebencian

berdentang makin kencang:

benci, ah, benci sampai nanti malam mati.

“Bukan, itu bukan Tuhan!”

sanggah suara hati, “Itu suara setan”

ah, apa perduliku

pada nyeri diri aku pun membenci.

Menjadi abu

menjadi debu

.::01.45.DuaPuluhSatuOktoberDuaRibuDelapan::.

Waktu sholat shubuh masih 2 jam 17 menit dan 23 detik.

Masih ada waktu sampai nanti malam mati… untuk membenci.. X:(

Oktober 21, 2008 at 8:49 pm Tinggalkan komentar

Takkan Puas Sampai Tuntas

: Lucifer dan Pemantik Amarahku

MESKI angin

terbangkan ini benci

menjadi debu paling abu

DAN malam

gairahkan benci ini

menjadi marah paling darah

TAKKAN puas ini benci

sampai tuntas selangit sengit

hingga habis waktu: menaut maut

.::09.25.DuaSatuOktoberDuaRibuDelapan::.

*Devil mode: on. Kau dengar itu? Takkan puas sampai tuntas.. haha…

Oktober 21, 2008 at 8:46 pm Tinggalkan komentar

Foto Rembulan Yang Purnama

Tukang foto amatir itu masih bercita-cita sama: jadi tukang foto betulan.

Suatu malam ia bertemu purnama di sudut sebuah taman.

Sambil mencari sudut yang pas untuk memotret ia berkata, “aku akan

mengintainya, memenjarakan waktu barang lima menit, mengurung sekotak

langitlangit terang, dan membidik dengan matakamera-ku ini,lalu akan

kupajang hasilnya di dindingdinding hatimu, agar ia juga purnama”.

.::23.46.LimaBelasOktoberDuaRibuDelapan::.

Setelah hunting purnama di masjid agung jawa tengah, meski tak dapat purnamanya karena sudah tinggi di langit…

Oktober 17, 2008 at 8:29 pm Tinggalkan komentar

Bunyi Doa Di Sebuah Hari Yang Suci

Tuhan, ijinkan

aku membencinya

Amin.

.::02.34.DuaOktoberDuaRibuDelapan::.

Maafkan lahir maafkan batin.. semoga kebencian ini menguapkan segala salah dan khilaf diri..

Oktober 3, 2008 at 2:24 pm Tinggalkan komentar

Ketika kita menjadi putih kembali

ketika kita menjadi putih kembali

ketika kita menjadi putih kembali

September 30, 2008 at 3:21 pm Tinggalkan komentar

Kosongkosongkosongkosong

kosongkosong

kosongkosong

September 30, 2008 at 3:17 pm Tinggalkan komentar

Saputangan Kupukupu

Aku merajut kembali sulaman

saputangan warna ungu, yang tak pernah selesai

tak sempat tergambar kupukupu

Jika kelak selesai suatu waktu

Kan kuberikan padamu saputangan ungu

yang telah bersulamkan gambar kupukupu

“Jika nanti kau menangis, usaplah airmatamu

dengan saputangan ini, kupukupu ungu akan terbang

dan menghisap tangismu seperti madu kembang” kataku kepadamu

Kini kubiarkan sunyimu sendiri

Bersama saputangan ungu bergambar kupukupu

Menikmati langit, bintang, dan rembulan yang tertinggal di hati

.::13.51.DuaPuluhSatuSeptemberDuaRibuDelapan::.

Pada penguasa senja, kutitipkan ia bersama saputangan ungu bergambar kupukupu ini..

September 22, 2008 at 1:23 pm 1 komentar

Saat tanya menjelma ragu

“Maaf, jika aku semakin meragukanmu” katamu. Ada suram yang tibatiba

menjelma langit saat kau ucapkan itu. Dan bulan pun menjadi malas karena

mendengar itu. “Lalu kenapa bukan mulai meragukan?” aku bertanya.

“Karena keretaku belum juga menjemputmu? Atau karena

kau sudah bosan menunggu?” aku pun bertanya lagi. “Sebab aku masih mengharapmu, karenanya aku begitu” katamu kemudian.

.::16.12.DelapanBelasSeptemberDuaRibuDelapan::.

Ketika tanya menjadi sebuah keraguan, saat itu pilihan harus ditentukan

September 18, 2008 at 5:08 pm 2 komentar

Naskah Baru Proklamasi

Dengan ini kami menyatakan kemerdekaan Indonesia untuk yang kedua kalinya.

Halhal mengenai lumpuh layu, flu burung, nasi aking, lumpur lapindo,

dan lainlain yang tidak ada habisnya. Akan diselesaikan

dengan cara seksama dan dalam waktu

yang sesingkatsingkatnya

Semarang, 140908

Atas nama bangsa Indonesia

Prof. Eko budiharjo & Abdurrahman Yuri

Ini puisinya Prof. Eko kemarin pas acara Indonesia Bangkit dikampus

September 15, 2008 at 2:09 pm Tinggalkan komentar

Hari ini (mungkin) hari merdeka

Hari ini hari merdeka.

Seperti lagu yang biasa dinyanyikan oleh banyak orang itu.

Hari ini kita sudah merdeka.

Enam puluh tiga tahun yang telah lalu.

Hari ini hari merdeka.

Karena memang kita sudah merdeka.

Seperti yang diserukan Bung Karno dan Bung Hatta.

Atas nama bangsa menyiarkan dengan seksama ke seantero dunia.

Hari ini hari merdeka.

(Semoga) merdeka jiwa kita

Juga hati kita. Saatnya pergi semua

Cekam-derita-kelam yang bergelayut di langit bangsa.

Hari ini (mungkin) telah merdeka.

Ingin rasanya membelah langit.

Bangkitkan tekad manusia Indonesia.

dengan pekik yang sangat jerit : Bangkitlah negeriku..!!

.::11.40.TujuhBelasAgustusDuaRibuDelapan::.

Bangkitlah negeriku! Harapan itu masih ada 😀

Agustus 22, 2008 at 5:07 pm Tinggalkan komentar

Older Posts


tofan arief

Photobucket muslim. ikhwah. indonesia. jawa tengah. laki-laki. leo. pekerja keras. amanah. berjiwa besar. suka tantangan. calon jurnalis, penulis, dan penyair (insya4jj1).

Arsip

Blog Stats

  • 2.019 hits

perhatikan waktu melangkahmu

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930